Waktu akhirnya terbangun dari tidur yang gak nyenyak-nyenyak amat, di luar masih gelap. Karena pesawat masih di ketinggian jelajah, jadi pemandangannya adalah bintang-bintang. Melihat langit dengan banyak bintang adalah pengalaman langka jaman sekarang. Tahun lalu aku sering terbang malam, tapi karena judulnya buat kerja jadi selalu dilalui dengan tidur dan duduk di sisi aisle.
Gak lama kemudian, sarapan dihidangkan. Muffin, Yoghurt, dan Juice. Yoghurtnya merk Biokul, salah satu merk yang biasa aku beli buat sarapan. Hmm… ini pasti hasil karya Aerowisata (karena yoghurtnya merk Biokul), pantesan rotinya tadi malem lembut dan empuk, roti kesukaan orang Indonesia… Sayangnya aku gak cocok sama roti jenis begitu. :(
Kami mendarat jam 6 lebih dikit waktu Sydney. Langit masih gelap, matahari masih mengintip dalam bentuk segaris fajar. Lagi-lagi pemandangan yang jarang dinikmati di Jakarta, karena biasanya masih tidur pada saat fajar menyingsing. Hehehe….
Kami keluar dari pesawat, kemudian langsung melewati Security Gate yang ke arah terminal keberangkatan international. Waktu yang tepat sekali untuk mendarat…. karena setelah lewat pemeriksaan security, aku langsung masuk ke toilet untuk menunaikan panggilan alam. Alhamdulillah, gak pake jetlag kalo untuk urusan boker…. biar kata di Jakarta masih jam 3 pagi, tetep bisa lancar. Mungkin karena habis makan yoghurt.
Di Sydney Airport |
Kami jalan-jalan di terminal keberangkatan. Kebetulan departure gatenya agak jauh. Sampai di departure gate, cuman duduk aja sambil liat-liat pesawat dan agak-agak ketiduran. Habis mau belanja bawa Dollar Australia-nya pas-pasan. Lagipula masa’ belum nyampe ke tujuan udah bebelanjaan. Mau makan, masih kenyang. Paling bolak-balik ke toilet (total ke toilet sampe 3 kali!).
Jam 9 kami boarding lagi. Waktu jalan ke tangga pesawat, kerasa angin pagi Sydney, agak-agak dingin seger gitu. Waktu pesawat take off, aku mencoba mencari Sydney Opera House dan Harbour Bridge. Eh ketemu loh, meskipun terlihat kecil dan agak ketutup kabut.
Kali ini pesawatnya B737-800. Seperti biasa dengan bunyi mesinnya yang bising. Jadi kalau ngomong mesti pake teriak-teriak. Giliran ditawarin makanan, gak kedengeran pilihannya apa. Terus Omla dengan sok teu milih ayam, dan milihin aku menu yang sama. Aku protes awalnya, lha habis pengen tauk pilihan satunya apaan. Tapi berhubung si pramugari udah nyodorin paket ayam, ya udah aku terima aja.
Ayam dan Ubi yang ternyata endyang.... |
Ternyata ayamnya endyang markondyang…. karbohidratnya bukan kentang, tapi sweet potato alias ubi dikukus. Saladnya juga enak. Pake balsamic vinaigrette. Emang top deh Qantas ini… makanannya enak-enak. Yang semalam juga enak, kecuali rotinya aja yg gak cocok. Setelah kenyang dengan ayam, ubi, dan salad, waktunya untuk dessert: Es Krim Mangga!
Es Krim Mangga Maknyus |
Setelah sibuk makan, baca majalah, dan nonton on board entertainment, akhirnya terlihat daratan: New Zealand! Lengkap dengan awan-awan putih di atasnya. Wow… Land of long white cloud beneran… It’s one of those moments… ketika kita akhirnya melihat tempat yang udah lama pengen kita kunjungi.
Selain awan yang berbaris, pemandangan lainnya adalah tanah peternakan dan pertanian. Bahkan sedekat itu ke kota Auckland… di bawah yang kelihatan perbukitan dengan rerumputan, atau kebon. Kami mendarat di Auckland jam 2 lebih waktu setempat. Lewat Imigrasi dengan lancar, kecuali Omla yang agak lama karena ditanya mau nginep dimana jadi harus mengeluarkan contekan itinerary yang sudah aku buatkan. Setelah itu ambil bagasi juga gak pake lama. Kemudian lewat custom juga lancar. Aku declare kalo sepatu outdoorku agak kotor (jadi kemungkinan ada tanah-tanah nempel), tapi ibu-ibu petugas yang mukanya serem itu bilang gak jadi masalah. Setelah itu melewati X-Ray di Custom kemudian ketemu sama anjing beagle.
Anjing beagle ini emang fungsinya untuk mendeteksi makanan yang gak boleh masuk ke NZ. Kalo si beagle gak mau lepas dari tas kita, nah lo… siap-siap aja digeledah. Kalopun gak ada makanan, ada kemungkinan di tas itu pernah ditaroh makanan dan baunya masih nempel. Untungnya si beagle cuman ngendus-ngendus sebentar tas kami, habis itu kami dicuekin aja. Good dog… Good dog…
Keluar dari custom, kami langsung menukar uang USD kami ke NZD di Travelex. Yang jualan bapak-bapak India. Dia bilang dia terima uang Rupiah. Ahahaha…. Rate-nya berapa pak’e? Tadi sempet liat, kalo jual 8000, beli 11000… gak bagus kan? Lagian uang rupiah kami tinggal 5000 doang, dapat 1 NZD pun enggak.
Kemudian belanja SIM Card. Nah ini dia nih…. ternyata Gtab-ku gak compatible dengan frekuensi-nya Telecom NZ. Padahal udah ngebayangin browsing pake gtab selama perjalanan. Baru kerasa deh kalo barang itu udah jadul (udah 3 tahun lebih gitu umurnya, untuk gadget itu umur pakainya sudah habis). Jadi terpaksa SIM Card-nya dipasang di Blekberi. Akibatnya jadi gak bisa WA, FB, BBM, dan email… kecuali pas ketemu Wifi, karena WA dll di BB menggunakan Blekberi Internet Service. Tapi untungnya masih bisa browsing, karena browsernya BB bisa dipakai dengan data connection biasa (gak harus pakai BIS).
Urusan SIM Card ini cukup melelahkan. Sempet gak bisa langsung dipake, mana low batt pula Blekberi-nya, tapi untung petugasnya helpful. Ketika kami meninggalkan counternya Telecom kedua SIM Card sudah aktif dan bisa dipake nelpon. Setelah itu, aku belanja makan pagi buat besok di mini market Relay. Beli Naan Bread dan Indomie Cup. Nyoba nyari susu UHT kotakan tapi gak nemu.
Kemudian kami bergerak ke terminal domestic yang ternyata jaraknya cukup jauh. Pesawat kami berikutnya adalah Auckland-Christchurch dengan JetStar. Begitu keluar dari Arrival Hall…. ZING!!! Ternyata di luar dingin!! Giling! Kok malah di luar yang ada AC-nya?!
Selain dingin, anginnya lumayan besar… Eh atau sebenernya dia kerasa dingin karena anginnya besar ya?
Jalan antara terminal International-Domestik yang berliku-liku |
Gak cuma jauh, jalan menuju ke terminal dometik juga berliku-liku melewati banyak tempat parkir dan gedung perkantoran bandara, untungnya selain petunjuk berupa papan, ada juga garis hijau di trotoar yang tinggal kita ikuti saja.
Waktu akhirnya sampai di terminal domestik khusus JetStar, kami langsung self-check-in di mesin. Tapi belum bisa menyetor bagasi, karena counter baggage drop off baru buka 2 jam sebelum jadwal keberangkatan. Kami menunggu di dekat check in counter JetStar, karena sebenarnya 2 jam sebelum keberangkatan itu kurang dari 30 menit lagi. Aku sambil menukar jaket dari dalam koper. Tadinya memakai jaket fleece, aku tukar dengan jaket outer layer (yg waterproof), karena si outer layer ini lebih gak bikin sumuk kalau dipakai di indoor.
Aku tadinya pengen web-check-in. Tapi waktu mencari di websitenya JetStar gak ketemu menunya. Nah, sambil check in di mesin self-check-in tadi aku perhatikan ada beberapa orang bawa HP/tablet yang isinya dokumen bukti web-check-in. Nah berarti ada dong ya? Berarti aku aja yang kurang heboh nyari menu-nya. Nanti dicoba ah untuk flight Christchurch-Wellington.
Setelah menyetor bagasi ke baggage drop off, kami menuju ke dekat security gate. Ternyata ada food court. Karena sudah mendekati jam 5-6 sore, diputuskan untuk makan malam dulu. Supaya nanti di Christchurch gak repot cari makan lagi. Makan apa kita? McDonalds… ahahaha….
Apple Pie McD!!! |
Omla pesan burger dan french fries, sedangkan aku pesan Apple Pie!! Iya penting banget apple pie itu… di McD Malaysia aja ada menu Apple Pie, kenapa di Endonesa bisa menghilang?
Setelah selesai makan, kami liat-liat di toko Relay sebentar, kemudian melewati security gate untuk ke departure gate. Nah… petunjuk di display TV itu agak membingungkan, beda dengan boarding pass. Yang satu bilang di gate 23, satu lagi bilang di 20. Akhirnya kami nunggu di 20. Banyak orang kebingungan juga di situ.
Sambil nunggu, aku memanfaatkan PC berinternet gratisan buat ngirim email ke the HORSEY!s. Ngasih kabar aja bahwa udah sampe Auckland. Lagi asik-asik nulis cerita, ada panggilan boarding, ternyata emang di gate 23!! Email langsung di-send, tutup browser, udah gitu bergerak ke gate 23. Untuk pindah dari gate 20 ke gate 23 yang berbeda lantai, pilihannya pake lift atau lewat semacam tangga darurat, gak ada eskalator ke arah turun.
Waktu sampe di gate 23, pesawat kami belum boarding, baru siap-siap boarding saja. Yang sudah boarding yang di gate 24: pesawat Air New Zealand, kalo gak salah sama-sama jurusan Christchurch juga.
Tapi gak lama pesawat kami boarding. Kami dapat tempat duduk agak ke depan (baris ke-2 aja gitu). Yang menyebalkan dari duduk di depan itu adalah biasanya kompartemen carry-on baggage sudah terpakai untuk menyimpan logistiknya crew pesawat (selimut, bantal, P3K, dll). Jadi waktu kami sampai di atas pesawat, udah gak kebagian kompartemen atas, terpaksa naroh ransel di bawah kursi depan deh…. yah, tapi toh terbangnya cuman 1 jam 20 menit ini.
Lagipula karena sebelumnya habis perjalanan panjang, selama penerbangan bawaannya pengen tidur aja. Jadilah rasanya 1 jam 20 menit tersingkat yang pernah aku jalani. Hehehe…. gak kerasa tiba-tiba udah mau mendarat di Christchurch aja.
Wow!! Akhirnya… South Island! Kami turun dari pesawat, langsung menuju ke conveyor belt. Ternyata bagasinya cepet banget keluarnya. (eya lah…. emangnya Soetta yang udah overload).
South Island!! |
Setelah mobilnya penuh, pak supir langsung mengabsen penumpang yang sudah booking sebelumnya, kemudian kami pun berangkat. Pemberhentian pertama adalah di Jailhouse Accommodation. Ternyata kami adalah penumpang kedua yang diantar.
Sampai di depan Thomas’ Hotel jam 9 teng. Sebenarnya aku sudah diberi kode untuk membuka kunci depan via email, dan katanya kunci kamar kami akan diletakkan di meja resepsionis, karena resepsionis hanya buka sampai dengan jam 9. Ternyata waktu kami sampai di hotel, resepsionis masih buka, baru bersiap-siap untuk tutup. Waktu aku masuk ke lobby, bapak-bapak yang menyambut langsung tanya: Laksmi?
Setelah urusan bayar-membayar, kami pun masuk ke kamar di lantai 2 (agak ngangkat koper sambil naik tangga gitu deh). Setelah mandi, maka kami pun istirahat….
1 comment:
Ngomong2 Apple pie McD, si Angga pun girang pas ke Malaysia kemarin nemu tuh menu di McD..kata doi jadi kangen masa kecil
Post a Comment