Pagi-pagi bangun terus sarapan, pake indomie gelas aja gitu. Sebelum matahari terbit kami udah checkout dan geret-geret koper ke halte bus di Athol Street. Hari ini adalah perjalanan ke Christchurch via Mt.Cook. Jam 7.30 dijadwalkan busnya berangkat dari Athol Street.
Waktu kami menunggu bus di halte tersebut, ternyata bus yang standby untuk keberangkatan jam segitu ada beberapa. Ada yang ke arah Milford Sound, ada yang ke Christchurch tapi gak lewat Mt.Cook, dan ada bus kami: Christchurch via Mt.Cook.
Selamat pagi Queenstown! |
Dari seluruh perjalanan kami dengan Intercity Group, Bryan adalah guide yang paling ramah, sedikit lebih ramah dari John (first leg of our Franz Josef-Queenstown bus trip). Dia banyak cerita dan topiknya juga bermacam-macam. Dari mulai domba shrek, desa yang isinya hanya 12 orang, politik, sampai joke OZ-NZ.
Jones Family Fruit Stall |
Memasuki Lindis Pass, pemandangannya kayak di planet lain. Kalau dari kemarin-kemarin pemandangannya Sound of Music (gunung, salju, dan pepohonan) yang terlihat segar, yang di Lindis Pass ini pemandangannya gunung dan salju tapi terlihat gersang. Kayak gak ada kehidupan gitu…
Lindis Pass |
Setelah melewati Tarras, kami singgah di Omarama, tepatnya di Merino Country Cafe. Kami hanya melihat-lihat souvenir dan foto-foto saja, gak pake snacking karena masih kenyang. Aku sempat melihat-lihat es krim Tiptop yang dijual di cafe, sempet heran… siapa ya mau makan es krim di cuaca dingin gini?
Merino Country Cafe |
Lake Pukaki |
Di Twizel ini, bis belok ke kiri menuju ke arah Mt.Cook. Pemandangan di sebelah kanan kami adalah Lake Pukaki. Warna airnya hijau telor asin jernih, karena mengandung glacial flour. Somehow, Lake Pukaki ini kelihatan familiar. Setelah browsing di BB, baru tahu kalau ternyata pinggiran Lake Pukaki ini jadi salah satu lokasi yang jadi pinggiran Lake Town di The Hobbit: Desolation of Smaug! Haa!! Another Middle Earth location!
Aoraki / Mt.Cook |
Yang ini turis lagi ambil foto Aoraki / Mt.Cook |
Jika cuaca dan kantong memungkinkan, kita bisa mengambil tur opsional naik helikopter ke atas Aoraki Mt.Cook. Waktu singgahnya mencukupi untuk itu. Tapi hari itu gak ada yang berminat untuk melakukan tur helikopter tersebut, jadi hanya makan siang saja.
Great Sights/Intercity Group sebenarnya menyediakan opsi untuk buffet lunch di The Alpine Restaurant, salah satu restorannya The Hermitage. Harga buffet lunch per orang adalah sebesar NZD52!! Karena menurutku harganya gak masuk akal, aku gak pesan opsi buffet lunch tersebut. Berharap selain buffet lunch, ada cafe lain ataupun bisa pesan menu ketengan. Kalau ternyata gak ada cafe lain, ya kami akan makan bekal berupa pie daging yang semalam aku beli di Queenstown. Ternyata… sebagian besar penumpang bis lainnya juga tidak memesan buffet lunch tersebut, dan memang ada cafe lain, namanya Sir Edmund Hillary Cafe and Bar.
Kumara Soup |
Btw, Kumara ternyata adalah ubi atau sweet potato. Di NZ termasuk makanan pokok yang cukup populer. Jaman dulu kumara dimasak secara tradisional di dalam Hangi Oven.
Puncak Aoraki / Mt.Cook tertutup awan |
Habis makan, terus kami foto-foto di samping patung Sir Edmund Hillary. Seharusnya kami bisa melihat Aoraki/Mt.Cook dengan lebih dekat di depan The Hermitage itu, tapi sayangnya tadi ketika kami tiba di parkiran The Hermitage, awan yang semula malu-malu jadi menutupi puncak Aoraki/Mt.Cook.
Setelah itu bis melanjutkan perjalanan lagi, ibu-ibu jepang yang jadi asistennya Bryan aplusan di situ, digantikan dengan ibu-ibu lain yang aku juga lupa namanya. Beberapa penumpang ada yang turun di situ, dan ada juga penumpang yang baru naik. Kami sempat mampir ke hostel yang berada di dekat The Hermitage untuk menjemput penumpang.
Church of the Good Shepherd, Lake Tekapo |
Next destination adalah Lake Tekapo. Sebelum lepas dari tepi Lake Pukaki, aku masih sibuk ngambil foto Aoraki Mt.Cook yang kembali muncul dari balik awan. Gak puas-puas ngeliat warna biru telor asin Lake Pukaki.
Patung Anjing Collie |
Waktu jalan lagi dari Lake Tekapo, aku tiba-tiba pengen makan es krim!! Hahaha…. tadi di Omarama sempet heran liat es krim, sekarang malah pengen makan es krim. Jadi aku bertekad di pemberhentian berikutnya aku mesti beli es krim (kalo ada).
Pemberhentian berikutnya adalah di Geraldine, tapi sebelumnya kami sempat melewati desa kecil yang berisi orang Perancis. Penduduknya hanya 12 orang, dan di desa itu ada lebih dari 1 art gallery. Bryan bilang kalo lewat desa itu biasanya sepi banget. Baru aja dia ngomong begitu, ternyata bus kami melewati orang yang sedang berdiri di pinggir jalan. Bryan langsung komentar: Wah! Ternyata kita beruntung hari ini, bisa ketemu orang di desa ini!
Di Geraldine, kami singgah di Kiwi Country Cafe. Aku termasuk penumpang yang turun duluan dan langsung menggeruduk ke counter es krim!! Hahaha… Beli es krim boysenberry seharga NZD 2.50 lengkap dengan wafer cone-nya. Omla kemudian menyusul masuk ke cafe dan membeli Cappuccino.
Boysenberry Ice Cream, Kiwi Country Cafe |
Setelah kenyang makan/minum dan melihat-lihat di toko souvenir, saatnya melanjutkan perjalanan. Kami melewati Canterbury Plains, daerah yang relatif datar. Menjelang Christchurch, kami melewati lagi daerah yang sudah kami lewati waktu pergi ke Edoras, termasuk jembatan panjang melintasi Rakaia River.
Karena kami request untuk diturunkan di hotel Sudima dekat Christchurch Airport, maka kami jadi penumpang pertama yang diantarkan ke tempat tujuan. Kami tiba di Sudima hotel sekitar jam 19.30. Langsung check in, masuk kamar sebentar, kemudian mencari makan di…. McDonalds… hahaha…. standar banget ya…Makanannya juga standar, hanya saja kali ini aku mencoba untuk minum Mountain Dew.
Setelah itu kami kembali ke hotel untuk beristirahat, tapi sebelumnya aku mencoba untuk melakukan online check in ke Jetstar. Sayangnya baik Blekberi maupun Nokia-nya Omla gak compatible dengan web online check-in-nya Jetstar. Proses check-in terhenti sampai di bagian konfirmasi peraturan bagasi. Akhirnya aku mencoba melakukan online check-in dengan menggunakan Galaxy Tab (padahal gak ada koneksi internetnya). Terus gimana? Galaxy Tab-nya terconnect ke Nokia Omla via wifi! Alhamdulillah proses check in bisa dilakukan sampai tuntas. Dan kami pun bisa bobok dengan tenang…
No comments:
Post a Comment