Friday, August 28, 2015

Middle Earth Trip: Day 11

Hari ini diawali dengan sarapan nasi dan sarden yg dibeli di Pak n Save kemarin malam. Karena semalam gak nemu alat makan di dapur, jadi aku mengkaryakan sendok plastik dan container kelas dunia yg dibawa dari jakarta.

Rice meal pertama di NZ
Setelah loading barang2 ke mobil dan mencemplungkan kunci kamar di kotak kunci yang semalam ditunjukksn oleh tante2 front office, jam 8 kami berangkat menuju Waitomo.


Sempat terjadi perdebatan di awal perjalanan. Omla pengen lewat jalan sesuai yg dilihat via map di HP. Sementara GPS mobil menunjukkan jalan lain yg lebih kecil tapi lebih dekat. Akhirnya kami lewat jalan kecil sesuai GPS mobil.


Jalannya lebih rural dibandingkan jalan menuju Hobbiton, tapi surprisingly halus terus, gak nemu grenjul-grenjul.


Waitomo Cave Lobby
Jam 9 kurang sampai di Waitomo Cave, beli tiket, terus gak lama ikut tur yg jam 9. Harapannya pas rombongan besar-besar datang jam 10, kami sudah selesai tour.


Kami dipandu oleh guide Maori yg bercerita tentang sejarah ditemukannya jaringan gua di daerah Waitomo. (Tambah crita ttg sejarah)


Kami diajak masuk ke dalam gua, mengunjungi beberapa lokasi di dalam gua, kemudian guide kita bercerita tentang glow worm atau yg nama latinnya Arachnocampa luminosa. Setelah itu kami diminta untuk naik perahu.


Aku bertanya-tanya, gimana dalam kegelapan itu si guide bisa mengemudikan perahu. Ternyata sudah disediakan tali yg menghubungkan dermaga, sudut-sudut yg akan dikunjungi dan mulut gua.


Ternyata glow worm itu kadang terlihat seperti bintang (titik-titik cahaya di langit-langit gua), kadang terlihat seperti tirai cahaya di diskotik (panjang-panjang halus menggantung di langit-langit). Sudah pasti gak boleh ambil foto, konon si glow worm ini sensitif terhadap cahaya.

Baru turun dari perahu
Perjalanan naik perahu kami (yg sebenarnya gak terlalu lama) berakhir di mulut gua. Kami turun di dermaga kemudian naik tangga ke area lobby.

Mulut gua + dermaga
Omla ngajak mampir di cafe dulu buat ngopi. Sementara aku ke souvenir shop dulu buat beli kaos kaki wool campur serat bulu possum buat oleh-oleh Bapak. Merknya dong: Lothlorien. Kayak tempatnya Galadriel.


Waitomo Cave Cafe
Habis ngafe, kami melanjutkan perjalanan ke Auckland. Kali ini milih lewat jalan SH3 yang lebih lebar dan (relatif) ramai kalau dibandingkan jalan dari Hamilton yang tadi pagi.


Di jalan kami menghabiskan sisa buah dan biskuit. Jadi bisa tahan sampai Auckland meskipun ETA-nya sudah lewat jam makan siang.


Sedikit demi sedikit kami meninggalkan daerah perbukitan dan rerumputan Waikato. Sekitar jam 1 lebih kami sampai di daerah metropolitan Auckland. Langsung menuju ke hotel Ibis Budget dekat airport untuk cek in dan menaruh barang-barang. Sempet bingung cari parkir di Ibis, akhirnya memutuskan untuk parkir paralel di pinggir jalan sebrangnya. Tentu saja itu diputuskan setelah liat ada orang lain yang parkir di sejajarannya.

Mobil pinky terlihat dari atas Ibis Budget
Pas udah geret-geret koper ke hotel, ternyata tempat parkirnya luas! Tapi pintu masuknya emang baru keliatan setelah lewat tempat parkir kami itu.


Setelah cek in dan pipis sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke tengah kota Auckland untuk mengembalikan mobil di Apex Rental yang di Beach Rd.


Emang sengaja sih pilih cabangnya Apex yg di tengah kota, maksudnya supaya sempat masuk ke dalam kota Auckland.


Ternyata mengikuti petunjuk GPS di tengah kota metropolitan sedikit tricky, mungkin karena jalannya bercabang-cabang ya. Padahal itu baru Auckland, kalau Jakarta mungkin orang asing lebih pusing lagi.


Jadi sempet nyasar dong karena telat pindah jalur untuk keluar dari highway. Untung GPS-nya gak lemot untuk rerouting. Untung juga hari itu hari Minggu, jadi agak kosong. Sedikit mengambil jalan muter gak terlalu bikin jadi lama.


Setelah melintas di dekat Auckland Tower, pelabuhan, kami akhirnya tiba di pom bensin Z di Beach Rd.


Isi bensin dulu sampe full (kali ini dibantu sama operator profesional kayak di Jakarta), terus tanpa masuk ke jalan besar kami langsung nggelinding ke kantornya Apex yg berada persis di samping pom bensin itu.

Apex Rental Auckland City
Prosedur pengembalian sangat simple. Berhubung kami ambil full insurance jadi si mbaknya cuma terima kunci sama gps aja terus bilang terima kasih. Gak pake ngecek mobilnya dulu.


Jadi merasa saltum
Setelah itu kami jalan kaki ke mall terdekat untuk cari makan. Kami masuk ke Downtown Shopping Centre terus langsung ke food court. Omla pilih makan nasi rendang di kios melayu, sedangkan aku makan roti pita, falafel dan hummus di kios mediterania.

Rendang rasa Bukan Rendang
Seperti yg aku duga, rendangnya Omla rasanya super aneh. Haha... yaaa masa' ngarep rasanya kayak rendang Pasar Gadang.
Setelah itu liat pernak-pernik oleh-oleh. Terus jalan ke terminal bus bandara.


Sampai di terminal bus bandara, kami melihat ada bus berhenti, tapi kayak ga ada peminatnya gitu. Akhirnya tanya ke supirnya. Ternyata itu emang bus bandara.


Rupanya bus itu emang baru datang. Setelah kami naik, banyak penumpang lain yg berdatangan. Jam 5, pas langit mulai gelap, busnya berangkat.


Kami melewati jalan utamanya kota Auckland. Mirip dengan George St.-nya Sydney. Suasananya juga sama.


Terus lewat jalan yg lebih sepi, masuk highway, dan gak sampai 1 jam kemudian sampai di bandara. Kami turun di terminal domestik terus jalan kaki ke Ibis Budget, melewati deretan tempat parkir. Lumayan juga..... 1,2 km yg rasanya panjang banget karena dingin.


Akhirnya sampai di hotel, terus mandi-mandi, merapikan barang bawaan, terus tidur. Besok sebelum subuh udah harus cabs ke bandara.

No comments: