Saturday, January 07, 2006

Singapore: Menuju Singapore (30 Desember 2005)

Bandara Soekarno Hatta
Bandara Soekarno Hatta penuhnya bukan main, maklum lah… peak season. Aku yang sudah mengantuk sejak siang hari di kantor, pengennya cepet-cepet cari sofa di Exec Lounge-nya Citibank. Setelah ngantre check-in, bayar fiscal, ngisi kartu keberangkatan, ngantre di Imigrasi, akhirnya kita bisa masuk ke Exec Lounge. Duile… tapi sofanya sudah dipakai semua, yah tak apalah… kursi biasa juga oke.

Ada makanan apa aja? Yang cukup kuingat adalah: Pangsit Penganten!! Wuaaa… kok ada di sini… kirain hanya ada di Bogor atau di acara pengantenan. Pangsit penganten itu terdiri dari pangsit berukuran mini, kemudian disiram dengan kuah yang berisi daging ayam dan potongan sayur-sayuran.

Terus untuk minuman, yang aku ingat adalah dia menyediakan bubuk coklat. Wah jarang-jarang loh, biasanya untuk minuman panas yang tersedia hanya teh celup, bubuk kopi, krimer, gula pasir, dan gula diet.

Satu hal lain yang cukup menarik perhatian adalah: kamar mandinya! Exec Lounge di situ kira-kira besarnya sama dengan Exec Lounge-nya Citibank yang di terminal Domestik. Tapi…di terminal Domestik mereka punya 3 kamar mandi, sedangkan di sini hanya 1. Terpaksa deh kalau mau ke kamar mandi mesti ngantri panjang. Kecil banget pula kamar mandinya. Ditambah lagi… ada “tanda mata” di dalam kloset-nya… hiiii…. parah deh. Exec Lounge kok kayak gitu.

Penerbangan
GA
832
Pesawat kita boarding tepat waktu. Agak kaget juga, kok ternyata pesawatnya pake B-737. Kirain kalo penerbangan internasional minimal pake Airbus. Yang menyebalkan, meskipun boarding tepat waktu, ternyata kita take off terlambat sekitar 15 menit, karena menunggu penumpang yang bermasalah di Imigrasi. :-(

Herannya lagi… makanan di pesawat tuh hanya ada 1 pilihan. Padahal waktu terbang ke Medan dan ke Balikpapan, ada 2 pilihan loh. Hmm… mungkin alasannya adalah karena penerbangan Jakarta-Spore itu hanya 1 jam 15 menit. Kalau ke Medan dan Balikpapan kan 2 jam. Waktu yang digunakan untuk melayani seorang penumpang lebih lama kalau makanannya ada 2 pilihan. Si pramugari kan harus bertanya dulu kepada setiap penumpang, misalnya gini: “Mau makan apa mbak? Nasi Ayam atau Ikan Kentang?”, baru setelah itu dia memberikan makanan kepada si penumpang. Sedangkan kalo hanya ada 1 pilihan, dia tinggal memberikan makanan kepada si penumpang tanpa bertanya-tanya lagi. Untuk penerbangan 1 jam 15 menit, kalo pake nanya-nanya segala… waktunya tidak cukup, ketika penumpang yang terakhir kebagian makanan baru menyantap setengah porsi, pesawat sudah meninggalkan ketinggian jelajah.

Kita mendarat jam 22.05 waktu Singapore. Langsung menuju imigrasi. Bapak-bapak yang ada di India agak bingung melihat pasporku. Wah… mungkin dia bingung, ini orang namanya seperti India tapi kenapa tampangnya seperti China. Padahal bukan dua-duanya….hahaha…

MRT
Setelah mengambil barang, kita menuju ke Skytrain untuk pindah ke terminal 2. Dari terminal 2 mau naik MRT ke hotel. Agak bingung juga waktu masih di stasiun MRT-nya Changi, karena sekarang ada tiket EZLink, jaringannya juga sudah lebih luas dibandingkan lima tahun lalu. Untung mas-masnya sangat informatif. Kita beli 3 tiket EZLink, terus naik MRT ke stasiun Farrer Park. Dalam perjalanan menuju Farrer Park, kita pindah 3 kali, di stasiun Tanah Merah, City Hall, dan Douby Ghout.

Wah, enak deh pokoknya…. Transportasi Airport ke kota jadi murah meriah, serasa naik Damri ajah… syaratnya memang barang yang kita bawa gak boleh terlalu banyak dan hotel tempat kita menginap jangan jauh-jauh dari stasiun MRT.


Hotel New Park, Little
India
Kita turun di stasiun Farrer Park, yang terdekat dengan hotel New Park. Whooaaa… nyaris aja kesasar karena kita salah milih pintu keluar. Kita keluar di pintu C, padahal seharusnya di pintu A. Sempat mencoba melihat peta yang ada di stasiun sih, tapi malah tambah bingung. Untungnya begitu keluar dari pintu C, hotel New Park. yang ternyata 21 lantai itu langsung kelihatan, meskipun jauh. Jadi kita terpaksa jalan memutari taman sambil geret-geret koper.

Sampai di hotel kira-kira jam ½ 12 malam waktu Singapore. Konsumen hotel New Park pada umumnya berkebangsaan India. Cocok dunk kalo gitu, sama nama-nama kita… hihihi… kita langsung check-in dan memesan extra bed. Ternyata extra bed itu gak termasuk breakfast. Waaakksss… terpaksa deh mengeluarkan jurus Soupy Snax buat sarapan.

Kita dapat kamar di lantai 19. Kamarnya cukup bagus dan lengkap. Ada setrika dan meja setrikaannya segala (jarang2 loh hotel bintang 3), ada pemanas air juga (kalo gitu Soupy Snax bisa beraksi). Tapi ada sedikit masalah ternyata… colokan listriknya kaki 3!! Gak bisa nge-charge HP dunk. Lain kali jenis colokan listik harus masuk ke dalam survey yang dilakukan sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri.

Padahal 3 hari sebelumnya, aku habis mengalami masalah yang sama di Aston Atrium. Di Aston, colokannya kaki 3 semua. Kalo Aston sih memang “hotel yang aneh”, udah tauk di Indonesia… kenapa juga dia sediain colokan listriknya yang kaki 3.

No comments: