Setelah selesai makan pagi, kami menuju ke Plaza Singapura dengan menggunakan MRT (turun di stasiun Dhoby Ghout). Tujuan pertama adalah mencari Snoopy’s Place, restoran bertemakan Peanuts. Tapi setelah mencari-cari dan bertanya-tanya, ternyata resto itu sudah tutup setahun yang lalu. Yaahh…. :-(
Di lantai 6 Plaza Singapura ada Yamaha Music School. Mereka juga menjual alat musik dan buku-buku musik. Aku membeli buku piano Cole Porter. Setelah itu kita ke toko buku Times, niatnya mencari buku kedokteran keluar Oxford, tapi tidak ada.
Sambil menunggu Rama, kita masuk Carrefour. Rama adalah guide kita hari itu, eh salah… maksudnya temanku di PSM dan IF yang kebetulan bekerja di
Magic Wok Restaurant
Setelah ketemu Rama, kita diajak makan siang di resto
Resto
Meja tempat kita makan agak-agak mungil, piringnya jadi desak-desakan deh… Yang lucu… resto itu sempat memutar lagu Jujur-nya Radja, jadi lupa kalo lagi gak di
Music Essentials
Dari
Ternyata toko buku musik yang dimaksud oleh Rama adalah Music Essentials, toko yang sama dengan yang aku lihat di Specialists’ Shopping Centre 5 tahun lalu, tempat membeli partitur Encore!. Music Essentials yang di Meridien jauh lebih besar, koleksinya juga jauh lebih banyak. Di situ kita beli buku piano Gershwin dan partitur piano untuk 6 tangan-1 piano (biar bisa dimainkan bareng-bareng bertiga).
HMV
Dari Music Essentials, kita ke Hereen Shopping Centre. Di situ ada HMV, toko CD yang konon kabarnya paling lengkap dan paling besar di
Pas kita mau keluar dari Hereen, HUJAN LEBAT!!! Wah… gimandang dunk? Kata Rama memang akhir-akhir ini di Singapore sering hujan (iya lah, Jakarta juga kok). Setelah terjebak beberapa lama, akhirnya kita ngafe dulu sambil menunggu hujan reda. CafĂ© Spinelli itu terletak di halamannya Hereen, tapi dinaungi canopy transparan, jadi gak kena hujan. Asik juga, kesannya kayak duduk di tengah hujan, sambil ngeliatin orang lain lalu lalang kehujanan. Hehe… tapi kalo sampai tiba-tiba hujannya jadi lebat banget dan disertai angin, kayaknya kita bakalan basah juga tuh…
Takashimaya
Setelah hujan agak reda, kita pindah ke Takashimaya. Tujuannya adalah cari Kinokuniya. Kata Rama toko buku Kinokuniya itu terbesar di Asia Tenggara. Bukunya emang paling lengkap, buku kedokteran yang dicari ada di dalam list mereka, tapi stocknya habis. Akhirnya beli Harry Potter saja, lebih murah dari di Jakarta, karena ada discount.
Dari Kinokuniya kita pindah ke Giordano. Giordano di luar Indonesia (Singapore, China, Hongkong) harganya lebih murah dibandingkan dengan yang di Indonesia. Pembelinya… banyak orang
Dari Takashimaya kita nyebrang ke Wisma Atria… Wuah… bener-bener deh… lautan manusia! Di terowongan pejalan kakinya aja macet bok. Serasa ngantre di dufan.
Borders
Dari Wisma Atria kita langsung ke Borders di Wheelock. Borders juga toko buku yang lumayan gede. Tapi lagi-lagi dia gak punya koleksi buku kedokteran yang dicari. Interiornya dibuat sedemikian rupa jadi terasa cozy, rasanya betah gitu loh untuk berlama-lama di situ. Beda dengan Kinokuniya yang kesannya dingin. Di Borders ini kita ketemuan sama Hendra, anak IF 97, temannya Rama. Lumayan lama juga kita di Borders.
Setelah itu kita keluar dan berpisah sama Hendra dan Rama. Mereka mau ke Clarke Quay, sedangkan kita mau ke Hyatt untuk ketemu om Rudi dan tante Bebet.
Duile... nih hotel... pengamanannya melebihi paspampres-nya
Dari hotel Hyatt kita ke
Duh, mulai pegel nih… kayaknya jetlag yang menumpuk dari kemaren mulai terasa efeknya. Untung nggak ikutan Rama dan Hendra ke Clarke Quay. Dari Carrefour kita naik MRT lagi sampai ke
Selamat tinggal 2005, selamat datang 2006!!